hanya karangan bunga yang kerap dinantinya. susunan kata-kata yang indah yang ingin didengarkannya. itu-itu saja yang disukainya. bila sebaliknya, justru dia berubah menjadi iblis yang teramat kasihan, jika kau melihatnya. - drew andre a. martin -
di sinilah, semua itu terjadi. tak ada yang melihat. lagi pula tak menarik -aslinya sang penonton mencuri-curi tuk melihat sekalian sebagai hiburan di kala hatinya sedang tak berduka. asam tak akan menjadi garam, begitulah juga sebaliknya. yang sudah, maka sudahlah. untuk apa mencari jalan lain, padahal jalan yang telah tampak, telah disediakan -barangkali juga sudah disiapkan. - drew andre a. martin -
sepasang mata menjadi mata-mata. lidah-lidah juga pandai tuk bersilat apalagi mencari yang semula tak ada kemudian menjadi ada. wajah-wajah berkeliaran ke mana-mana, tampak indah bila di muka dan buruk pada yang tak kelihatan. tangan-tangan bergerilya memberikan isyarat pada yang sefrekuensi. juga dengan kaki-kaki yang tak mau berpikir. - drew andre a. martin -
terdapat jeda diantara kata berjatuhan kata di mana-mana bibir kalimat enggan melanjutkan lidah paragraf sudah tak ada lagi harapan - drew andre a. martin -
Pada yang ketidakabadian, kembalilah pada Sang Abadi. Semoga kau bahagia di sana. Tersenyum sebab telah menerima doa sebagai pengobat rindu tanpa perlu untuk datang kemari. Tak perlu merasa ini itu pada yang telah lalu. Rasa yang berkepanjangan itu, sudah lebur dimakan oleh hal yang telah diberi nama, Harus. - Drew Andre A. Martin -
Ia yang begitu congkak, menuhankan uang sehingga merasa menjadi Tuhan. Pula menganggapnya Sang Tuan dari segala Tuan. Tergila-gila pada nominal. Hingga lupa jika nominal yang bernilai, menjadi tak ada nilai. - Drew Andre A. Martin -
Pada yang telah, lalu sudah. Pada yang akan, rela untuk usah. Kata-kata manis, enaklah diperdengarkan. Tidak seperti yang amis, enggan memperdengarkan, enggan pula melaksanakan. Tak sepatutnya itu terjadi. Namun, apa di dunia ini yang tak jadi? - Drew Andre A. Martin -
Tak seindah yang kau harap. Pula tak seburuk yang kau duga. Olehnya, diam saja tak perlu banyak kata. Tak usah juga tersulut oleh amarah. Apalagi gerah sebab udara yang pengap. -Drew Andre A. Martin-