Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2024

Berbahagialah

Berbahagialah dengan apa yang kau lakukan, terlebih itu menurutmu baik bagimu, dengan tak mengindahkan tentang apa yang baik belum tentulah baik dan apa yang buruk belum tentulah buruk. Teruskanlah kebahagiaanmu itu. Kalau perlu sampai batas limitnya.  Berbuatlah sesuka hatimu. Menari-narilah di atas penderitaan orang dengan kebahagiaanmu yang menciptakan banyak drama dan logika-logika yang hanya memenangkanmu sendiri. Setidaknya, kau bahagia di waktu yang kau mau. Membuat hatimu berbunga-bunga dengan caramu. Meskipun caramu itu tidaklah baik menurut orang dan baik menurutmu. Teruskan, teruskan bahagiamu. Setidaknya kau menikmatinya di hari ini, sebelum waktu berganti pada chapter yang lalu menjatuhkanmu hingga membuatmu menciptakan drama besar yang lalu sepi penontonnya, akibat mereka tahu tentang siapa kau sebenarnya. Pemain drama hebat, dengan menjatuhkan lawan dengan cara karang-mengarang cerita bahwa kau adalah korbanya—padahal kau pelaku sebenarnya— bukan hebat dengan kualita...

Entah Bagaimana.

Sepertinya, dia yang telah lama tak berkabar sepuluh tahun dan kembali berjumpa pada satu tahun, masih saja seperti dulu kala. Kaki tangan mereka, masih juga sama; cara ucap dan gerak tubuh kepada sedarahnya dan mendiang, juga masih sama—pada akhirnya. Terlebih dia yang tak pernah berubah. Itu jelas amatlah tampak pada akhir-akhirnya. Nyatanya, benar wasiat sang mendiang, agar tak perlu berkabar padanya di detik terakhirnya. Terbukti betul akhirnya. Dia yang lama tak berjumpa, tampaknya hanya sekedar formalitas. Tampak oleh tingkah gerak geriknya yang tak kerasan menunggu di kursi kayu ditemani gemercik air hujan dan gemeringsing angin saat menuju tengah malam ke pagi hari. Hatinya berantakan, ingin segera pulang. Tak sebagaimana pada keseharusannya. Jika memang, masih ada luka, mengapa harus berpura-pura? Mengapa tak juga bertanya sejak awal? Jurus ampuhnya, kenapa dibuang? Pertanyaanya, siapa juga yang membuang? Padahal, dia tahu bagaimana awal ceritanya. Lucunya, tiaplah banyak pert...