Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Bukanlah Suatu Perkara

Lucunya. Kau tahu itu, tetapi kau seakan tak mau tahu. Kau sumpal telingamu dengan nilai rupiah yang kau reguk darinya. Kau tutup bibir jantung hatimu dengan kegelimangan indahnya pantai, gunung, laut, hutan yang kau dapat darinya yang sudah jelas kau tahu bahwa masalah dari segala masalah adalah dia. Tetapi, bukanlah suatu perkara. Sebab tanpanya, kau kosong, hina dina, tak dapat menikmati semua yang kau ingin, kan? Apalagi mungkin, kau masih butuh kegelimangan, butuh segala-galanya bebas biaya atau mungkin pangkas biaya untuk penghematan. Bukankah lebih baik kau memilih bersama, ketimbang hanya memilihnya? Tak perlu kau berucap bahwasannya lebih baik dengannya, ketimbang bersama lainnya yang tak jelas. Akan tetapi, tak ingatkah kau tentang apa-apa yang ada di dua pundakmu? Tak merasakah, atas apa-apa yang kalian perbuat? Mereka semua memiliki mata yang digunakan untuk melihat dan telinga untuk mendengar pun memilah. Mereka bukan lagi bocah yang kau anggap bocah. Mereka bukan lagi ten...

Nikmati

Nikmatilah detak jantung puisimu yang simpan segala  kebenaran yang hanya kau tahu dengan Tuhan, setelah kau hancurkan dialog juga narasi jelma deskripsi yang membentuk plot juga alur campur. Nikmatilah. Nikmatilah. Nikmatilah. Sebelum tumbuh rumput, ilalang, dan lumut di tulang belulang simpan makna yang teriak sumpah serapah. Matilah. Matilah. Matilah. - Drew Andre A. Martin -

Untuk Tuan dan Puan Terhormat

Nikmati Pesta Poramu Wahai Tuan dan Puan Terhormat Teruskanlah permainan epickmu, Tuan dan Puan terhormat. Setidaknya itu bisa membuatmu terus bekerja dengan kata juga diksimu. Lanjutkanlah pemberian pesakitan yang kau toreh di dinding jantung orang per orang yang kau gantungkan jam dindingnya di ruang tengah tak berpelita. Berpestalah dengan riang gembira sembari meneguk arak fermenatasi air mata duka seseorang. Menari seraya menginjak-injak tulang-belulang nestapa seseorang dengan gelagat riuh suaramu bersama kawan temanmu.  Kau hebat, Tuan dan Puan terhormat. Mula-mulanya kau adalah pahlawan yang gagah. Nyata dan sebenarnya kau merupakan pahlawan kesiangan yang lihai membuat ilusi. Berbahagialah dan nikmatilah pesta poramu dengan riang gembira. Tuan dan Puan, semoga tak ada orang lain yang bernasib sama dengannya akibatmu. Simpan tandon air matamu dan kalimat beserta diksi-diksi indahmu, bukankah kau nanti membutuhkannya saat berlagak menjadi pahlawan beneran sebelum ketahuan ka...

Terima Kasih Untukmu

Kenang-Kenangan itu kuterima dengan baik. Rapi benar kau bungkus dengan kertas kado dan tali dengan miniatur kembang gula di atasnya. Kau berikan pula kecup merah di atasnya.  Tak lupa kau taruh juga sumringah di dalamnya.  Terima kasih, untuk kenang-kenangan bom waktu yang kau tali dengan tali kutang  juga karet kusut kancut merah jambu sayang.  - Drew Andre A. Martin -

Kemarilah

kemarilah, aku terima hujanmu. tak usah kau tahan, setelah sekian lama kau gersang. aku adalah tempatmu pulang bagi dukamu. dan aku adalah pintu saat kau pergi membawa bahagiamu. pun aku adalah jendela ketika kau riang gembira lepas tawa. kemarilah, aku terima hujanmu. buatlah banjir pada sekujur tubuhku. pekikkan raung yang hendak ingin keluar bebas. dekap aku lebih erat bila kau tak kuat lepas amarahmu. hujani aku dengan hujan lebatmu. - Drew Andre A. Martin -

Mentang Meteteng

Untukmu wahai kawanku Bukan karena segalanya dapat kau selesaikan dengan uang. Lalu kau menjadi manusia mentang-mentang, petetang-peteteng, metentang-meteteng. Penguasa kerdil dengan pikiran picik tatapan licik, masih ada berapa lembarkah uang di dompetmu? Masih ingatkah bagaimana sikap juga sifatmu saat di tanggal tua? Nyekukruk, meringkuk, membungkuk, merasa diri punya beban yang paling teruk. Tanggal muda, tanggal jelma ubah muncul jadi bos-bos kecil dadakan berpesta dengan lembar juga logam. Tanggal tua, tanggal ubah kemudian mereka jadi jongos sekalian babu dengan wajah kusut, kening berkerut-kerut, dompet surut. Macam itulah metamorfosis jelma muncul bos-bos kecil ubah jadi jongos, juga babu sebelum balik jadi ubah jadi bos-bos kecil jadi-jadian dengan hati dan pikir kerdil. - Drew Andre A. Martin -  

Terus Saja Begitu

Terus saja begitu, tak ada akhir dan berputar mulu-melulu. Titik tak akan berganti koma. Sedangkan koma keraplah berubah-ubah. Kadang dia jelma rehat, pula pernah jadi napas, sempat ubah berupa detak tak pernah tandas meskipun kadang tertindas. Terus saja begitu, tawa sana-sini dan umbar induk juga kalimat. Tebar janji yang tak pasti. Pandai lompat sana-sini. Tak pandai pun tupai melompat, karenalah ia sempat jatuh-terjatuh. Tak cerdaslah kancil lepas dari musuh, karenalah ia paham letak sisi selain sudut ke mana dan di mana letak oleh letak yang tak sembarang tak. - Drew Andre A. Martin -