Nikmati Pesta Poramu
Wahai Tuan dan Puan Terhormat
Teruskanlah permainan epickmu, Tuan dan Puan terhormat. Setidaknya itu bisa membuatmu terus bekerja dengan kata juga diksimu. Lanjutkanlah pemberian pesakitan yang kau toreh di dinding jantung orang per orang yang kau gantungkan jam dindingnya di ruang tengah tak berpelita. Berpestalah dengan riang gembira sembari meneguk arak fermenatasi air mata duka seseorang. Menari seraya menginjak-injak tulang-belulang nestapa seseorang dengan gelagat riuh suaramu bersama kawan temanmu.
Kau hebat, Tuan dan Puan terhormat. Mula-mulanya kau adalah pahlawan yang gagah. Nyata dan sebenarnya kau merupakan pahlawan kesiangan yang lihai membuat ilusi. Berbahagialah dan nikmatilah pesta poramu dengan riang gembira. Tuan dan Puan, semoga tak ada orang lain yang bernasib sama dengannya akibatmu. Simpan tandon air matamu dan kalimat beserta diksi-diksi indahmu, bukankah kau nanti membutuhkannya saat berlagak menjadi pahlawan beneran sebelum ketahuan kalau kau pahlawan kesiangan, kan?
- Drew Andre A. Martin -
Komentar
Posting Komentar