Ada kalanya kau mendengarkan mereka yang sedang bercerita. Ada kalanya kau membantunya memberikan saran atau masukan selain kritik ketika memang membutuhkan —jika dirasa tidak, mungkin mereka butuh didengarkan. Jangan sampai kau malah adu nasib, apalagi mengubah cerita itu menjadi ceritamu. Sebab itu tidak disarankan.
Jika pun, kau ingin juga bercerita. Carilah waktu yang tepat disaat obrolan yang sedang berlangsung. Kalau, ternyata ketika kau bercerita dan kerap kali yang kau ajak cerita dengan lekas dia yang ingin bercerita —terjadinya pengalihan cerita, ke ceritanya— maka yang perlu kau lakukan adalah diam dan segera carilah teman untuk bertukar cerita dan tahu di mana waktunya dia jadi pendengar, kau yang bercerita; dan; dia yang bercerita kau yang jadi pendengar.
Apakah menghindar, dari teman yang tak bisa diajak gantian menjadi pendengar dan pencerita? Tentu tidak perlu. Dan kau harus mengerti, bahwa temanmu yang begitu adalah dia pencerita, kurang bisa menjadi pendengar yang baik. Barangkali, dia butuh kau. Pun, kalau kau berada di momen yang tak tepat saat menjadi pendengarnya, maka beristirahatlah menjadi pendengar. Kau berhak untuk itu. Sebab kau butuh istirahat, butuh refresh sebelum kembali menjadi pendengar yang baik.
Menjadi pendengar bagi pencerita adalah, hal yang terunik. Menjadi pembicara di depan orang yang dipilih sebagai pendengar, merupakan usaha dan langkah yang tepat.
- Drew Andre A. Martin -
Komentar
Posting Komentar