Langsung ke konten utama

ADAB dan ILMU

banyak orang
yang memperdebatkan
mana yang lebih penting
ADAB DAN ILMU
sampai timbul debat kusir

bahkan ada yang
merangkai keterhubungan
apalah arti ADAB tanpa ILMU
apalah arti ILMU tanpa ADAB
saling berselisih paham
mengutamakan salah satunya
dan melupakan salah satunya


ADAB adalah suatu ILMU dan ILMU mengajarkan tentang ADAB. ADAB memang didapat dari ILMU dan ILMU letak tempat sumber ADAB.

Dan KESIMPULANNYA simple. Mereka yang punya ADAB bagus, berarti mereka bukan cuman MENGERTI ILMU-nya melainkan PAHAM. Bukan cuman MEMPERLAJARI ILMU-nya melainkan MEMPRAKTIKAN ILMUyang sudah didapatkannya dengan sebagaimana mestinya dengan sebaik-baiknya. Dengan terus mempelajari ILMU yang sifatnya lentur. Selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.

JADI, jika ADAB yang salah, bukan berarti mereka kurang ILMUnya, akan tetapi ILMU yang dipraktikan olehnya bisa saja salah, atau mereka enggan mempraktikan ILMU yang telah mereka pahami (dan pernah diketahuinya saat mereka sedang berilmu/mengilmu). Ya, bukan sekadar tahu mengerti
melainkan pula paham dan merealisasikannya di kehidupan sehari-harinya. 

JADI, jika yang ber-ILMU tak punya ADAB. Mungkin pula mereka yang ber-ILMU itu enggan bersikap selayaknya mereka yang benar-benar ber-ILMU. Sebab ILMU menjadikan (bukan hanya menjadikan, melainkan pula mengatur dan menjaga seseorang untuk berlisan dan bertindak juga bertingkah laku terhadap sesama dan antar sesama) seseorang berpikir dan bertindak juga berlaku dengan baik. Bukan justru menjadikannya angkuh menantang langit pun merasa sang empunya laut dan samudra yang bisa dikendalikan olehnya melalu ILMU yang didapatnya.

JADI, jika ADAB seseorang itu salah
atau pun keliru berarti bisa dipastikan ILMU yang didapatkannya kurang dipahami olehnya. ILMU yang didapatkannya hanya sekadar formalitas baginya. ILMU yang sekadar ILMU. ILMU dianggapnya sebagai prestise.

Korelasinya. Jika ADAB-nya ada yang keliru atau salah. Berarti ada yang keliru dengan ILMU mereka, atau memang mereka malas menginterprestasikan ILMU yang di dapatkankannya di kehidupan sehari-harinya. Dan mungkin mereka merasa memiliki ILMU daripada segala ILMU sehingga lupa dengan esensi ILMU dan tanggung jawab sebagai orang yang ber-ILMU.

- Drew Andre A. Martin -


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Candi Singasari dan Candi Sumberawan

Memang bukan kali pertamanya ke Singasari, Malang, Jawa Timur. Mungkin kali ketiganya, di tanggal 11 Januari 2024, merupakan kali keempatnya. Namun, sebelumnya pernah berkunjung ke Arca Dwarapala Kembar, Pemandian Ken Dedes (Petirtaan Watu Gede), dan Candi Sumberawan, tetapi tak sempat berkunjung ke Candi Singasari sebab terhalang oleh waktu setiap kali berkunjung ke Singasari Malang.  Hingga pada akhirnya, penantian yang sangat lama untuk berkunjung ke Candi Singasari terlaksana pada tanggal 11 Januari 2024. Tidak hanya bahagia saja yang ada, melainkan juga rasa yang berkecamuk yang tak keruan karena pada akhirnya akan dan segera menginjakkan kaki dan melihat Candi Singasari. Tepat di tanggal 11 Januari 2024, saya pun langsung ke stasiun pemberangkatan menuju ke stasiun tujuan. Pada jam 07.00 WIB sampailah di tujuan Stasiun Singasari. Karena jam buka candi di Google jam 08.00 WIB, saya pun menunggu di dalam stasiun sembari mencharge handphone. Jam kemudian menujukkan pukul 08.00 W...

Rintik Berbisik

Rintik Berbisik Jilid 1 Buku Kumpulan Cerita Dalam Program: GERIMIS (Gerakan Rutin Menulis 30 Hari) DESEMBER 2024 Bersama penulis-penulis lainnya yang mengikuti event GERIMIS DESEMBER 2024. Pemesanan: Shopee dan Website ELLUNAR PUBLISHER Sertifikat Keikutsertaan  Dalam Program GERIMIS DESEMBER 2024

Candi Gayatri Boyolangu dan Candi Sangrahan

Sepagi itu, sebelum surya terbit di ufuk timur. Lalu lalang orang-orang belumlah cukup banyak di jalan utama. Stasiun pun juga tak seramai pada kelihatannya. Namun, ketika langkah kaki sampai di depan pintu masuk stasiun, tampak banyak orang-orang duduk menanti kedatangan kereta pagi, 19 April 2025. Berbagai wajah di pagi itu, tak seperti wajah-wajah di tiap siang dan malamnya. Wajah-wajah yang sumringah, siap hadapi hari itu dengan penuh yakin. Wajah sumringah dengan hati yang tak karuan, bingung apakah mampu ciptakan cerita baik di hari itu. Wajah datar dengan hati yang tak mantap dan isi kepala yang tak tahu ke mana arah tujunya, akibat mungkin baru terjaga dan terbangun dari lelah dan hiruk pikuk jalani hari kemarin yang melelahkan. Semuanya duduk dan juga berdiri dengan bawa kesiapan masing-masing pada tiap tas dan saku di bajunya, di bangku panjang dengan tenang. Ada pula yang berbisik sebab tak ingin ganggu kekhidmatan antar sesama pada pagi, menanti kereta pagi yang siap membaw...