Langsung ke konten utama

Untuk Engkau yang Terhormat

Teruntuk Datuk yang terhormat. Terima kasih telah sedia untuk berbincang walau sejenak. Barangkali seduhan kopi dan teh melati di siang itu tak bisa melegakan suasana hati Datuk yang barangkali sedikit tercengang akibat mendengar gelagar petir di siang bolong yang begitu cerah dan tak juga mendung. Semoga perbincangan yang sangat amat sederhana itu, bisa mendatangkan kebaikan yang lebih-lebih. Tak juga sampai kebaikan dan kepercayaan Datuk tidak lagi disalahgunakan oleh orang-orang yang duduk di meja makan mengunyah permen karet untuk menjaga agar lidahnya lebih lihai dan terlatih dalam soal bersilat. Semoga pula ada per-semester sekali, berenang di air yang sama dan berjalan di daratan pun dataran yang sama, dengan orang-orang yang diberi kepercayaan. Bukankah itu penting, Datuk? Penting untuk menilai kelayakan, apakah orang itu masih bisa dipercaya ... atau ... memang perlu digantikan?

Jika Datuk berkawan dengan mereka penopeng, tentu akan dimanjakan dan dijaga hati Datuk dengan segala cara, sekali pun cara menikam dan apa-apa yang dibicarakan di belakang Datuk tanpa diketahui dan dirasa oleh Datuk. Namun, jika Datuk berkawan dengan mereka yang bukan penopeng, Datuk akan diberi banyak daya kejut yang tiada tara di depan Datuk. Kejut yang senantiasa tentu menjadi timbang-pertimbangan Datuk untuk kebaikan dan kejut akan suatu kenyataan dan kebenaran yang mungkin akan terasa pahit rasanya, tetapi lega pada hati lantaran bukan ditikam dari belakang, melainkan langsung di depan.

Bukankah, begitu Datuk? Senang berkawan dengan mereka yang berani jujur di depan (tanpa topeng) dibandingkan berkawan dengan mereka yang menikam di berbagai sudut empat penjuru mata angin (penopeng)?

Barangkali Datuk akan sepakat. Akan tetapi, sekali dan berulang kali, teliti dan telaah tentang siapa-siapa sajakah penopeng dan bukan penopeng itu, Datuk. Sebab saya rasa, Datuk sudah banyak makan gula dan garam dibandingkan anak muda ini. 


- Drew Andre A. Martin -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Candi Singasari dan Candi Sumberawan

Memang bukan kali pertamanya ke Singasari, Malang, Jawa Timur. Mungkin kali ketiganya, di tanggal 11 Januari 2024, merupakan kali keempatnya. Namun, sebelumnya pernah berkunjung ke Arca Dwarapala Kembar, Pemandian Ken Dedes (Petirtaan Watu Gede), dan Candi Sumberawan, tetapi tak sempat berkunjung ke Candi Singasari sebab terhalang oleh waktu setiap kali berkunjung ke Singasari Malang.  Hingga pada akhirnya, penantian yang sangat lama untuk berkunjung ke Candi Singasari terlaksana pada tanggal 11 Januari 2024. Tidak hanya bahagia saja yang ada, melainkan juga rasa yang berkecamuk yang tak keruan karena pada akhirnya akan dan segera menginjakkan kaki dan melihat Candi Singasari. Tepat di tanggal 11 Januari 2024, saya pun langsung ke stasiun pemberangkatan menuju ke stasiun tujuan. Pada jam 07.00 WIB sampailah di tujuan Stasiun Singasari. Karena jam buka candi di Google jam 08.00 WIB, saya pun menunggu di dalam stasiun sembari mencharge handphone. Jam kemudian menujukkan pukul 08.00 W...

Untukmu Nona Belia

Untukmu nona yang masih belia, tak tahu soal banyak kehidupan, berlagak banyak tahu tentang banyak hal. Padahal ada sesuatu yang tak kau ketahui banyak indukmu. Gayamu seperti penengah, tapi kau bukan apa-apa. Lagakmu layaknya preman, petetang-peteteng, siapa yang tak sopan—menurutmu—kau pelototi dengan keempat matamu yang sebetulnya lemah dalam segala hal. Tingkahmu bagaikan super star, merasa kau segala-galanya, siapa yang butuh datang kemari, jika tak butuh buat apa juga melihat apalagi menyapa, menurutmu, kau dibutuhkan oleh mereka-mereka, padahal mereka-mereka itu menjadikanmu sebagai penggenap saja, macamlah sekadar butuh untuk sementara waktu. Gayamu paling tahu tapi tak banyak tahu, suka ngatur tapi enggan diatur, senang menyuruh tetapi tidak mau disuruh, ingin dihormati dan dihargai namun tak bisa. Untukmu nona yang masih belia. Kau tak tahu begitu banyak hal. Namun gayamu seakan tahu banyak hal. Kau pun suka mendengar secara diam-diam, tetapi enggan didengarkan ketika kau ber...

Virama Dvasasa

JUDUL BUKU: Virama Dvasasa PENULIS: Drew Andre A. Martin NO. ISBN: 978-623-421-441-3 PENERBIT: Guepedia HARGA: Rp 70.000 TAHUN TERBIT: Desember  2023 JENIS BUKU: Buku Cerpen, Fiksi KONDISI BUKU: Buku Baru / Buku Original Asli, Langsung dari Penerbitnya Sinopsis : Virama Dvasasa, diartikan oleh penulis sebagai irama dua belas yang mewakili jumlah dua belas judul di dalam buku antologi cerpen ini. Sedangkan Virama yang berarti irama, merupakan bagian daripada alur dan plot di dalamnya yang tentulah tidak mulus dihadapi oleh setiap tokoh di dalamnya. Baik hambatan, konflik, penyelesaian, jalan keluar yang kadang tidak sesuai dengan espektasi yang diharapkan maupun diinginkan oleh tokoh-tokoh di sana: Leo, Briallan, Manduru, Sarita, Respati, Maria, Ronn, Sinem dan tokoh lainnya. Di sana mereka menciptakan alur irama kehidupan mereka sendiri dan mau tak mau, mereka juga harus bertanggung jawab atas penciptaan iramanya sendiri. Sekalipun mereka tahu atau tidak tahu segala risiko di belak...