Teruntuk Datuk yang terhormat. Terima kasih telah sedia untuk berbincang walau sejenak. Barangkali seduhan kopi dan teh melati di siang itu tak bisa melegakan suasana hati Datuk yang barangkali sedikit tercengang akibat mendengar gelagar petir di siang bolong yang begitu cerah dan tak juga mendung. Semoga perbincangan yang sangat amat sederhana itu, bisa mendatangkan kebaikan yang lebih-lebih. Tak juga sampai kebaikan dan kepercayaan Datuk tidak lagi disalahgunakan oleh orang-orang yang duduk di meja makan mengunyah permen karet untuk menjaga agar lidahnya lebih lihai dan terlatih dalam soal bersilat. Semoga pula ada per-semester sekali, berenang di air yang sama dan berjalan di daratan pun dataran yang sama, dengan orang-orang yang diberi kepercayaan. Bukankah itu penting, Datuk? Penting untuk menilai kelayakan, apakah orang itu masih bisa dipercaya ... atau ... memang perlu digantikan?
Jika Datuk berkawan dengan mereka penopeng, tentu akan dimanjakan dan dijaga hati Datuk dengan segala cara, sekali pun cara menikam dan apa-apa yang dibicarakan di belakang Datuk tanpa diketahui dan dirasa oleh Datuk. Namun, jika Datuk berkawan dengan mereka yang bukan penopeng, Datuk akan diberi banyak daya kejut yang tiada tara di depan Datuk. Kejut yang senantiasa tentu menjadi timbang-pertimbangan Datuk untuk kebaikan dan kejut akan suatu kenyataan dan kebenaran yang mungkin akan terasa pahit rasanya, tetapi lega pada hati lantaran bukan ditikam dari belakang, melainkan langsung di depan.
Bukankah, begitu Datuk? Senang berkawan dengan mereka yang berani jujur di depan (tanpa topeng) dibandingkan berkawan dengan mereka yang menikam di berbagai sudut empat penjuru mata angin (penopeng)?
Barangkali Datuk akan sepakat. Akan tetapi, sekali dan berulang kali, teliti dan telaah tentang siapa-siapa sajakah penopeng dan bukan penopeng itu, Datuk. Sebab saya rasa, Datuk sudah banyak makan gula dan garam dibandingkan anak muda ini.
- Drew Andre A. Martin -
Komentar
Posting Komentar