Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Untukmu Nona Belia

Untukmu nona yang masih belia, tak tahu soal banyak kehidupan, berlagak banyak tahu tentang banyak hal. Padahal ada sesuatu yang tak kau ketahui banyak indukmu. Gayamu seperti penengah, tapi kau bukan apa-apa. Lagakmu layaknya preman, petetang-peteteng, siapa yang tak sopan—menurutmu—kau pelototi dengan keempat matamu yang sebetulnya lemah dalam segala hal. Tingkahmu bagaikan super star, merasa kau segala-galanya, siapa yang butuh datang kemari, jika tak butuh buat apa juga melihat apalagi menyapa, menurutmu, kau dibutuhkan oleh mereka-mereka, padahal mereka-mereka itu menjadikanmu sebagai penggenap saja, macamlah sekadar butuh untuk sementara waktu. Gayamu paling tahu tapi tak banyak tahu, suka ngatur tapi enggan diatur, senang menyuruh tetapi tidak mau disuruh, ingin dihormati dan dihargai namun tak bisa. Untukmu nona yang masih belia. Kau tak tahu begitu banyak hal. Namun gayamu seakan tahu banyak hal. Kau pun suka mendengar secara diam-diam, tetapi enggan didengarkan ketika kau ber...

Tetap Sama

dulu, ketika semuanya masih ada, kau anggap mereka tiada. namun, ketika semuanya telah tiada, kau anggap lalu mereka ada. layaknya udara yang tak pernah kau sadari di mana pun kau berada. lalu kau sadari ketika paru-paru kanan dan kirimu berebut udara di saat denyut jantungmu melambat pun ketika terpacu.  pandailah kau berkata-kata pun karang-mengarang cerita yang mula-mula tak ada lalu menjadi ada. tidakkah sedikit kau merasa bersalah atas apa yang mula-mula tiada kemudian menjadi ada. dan kurasa memang kau tak punya itu. sebab kau tahu banyak hal yang tidak diketahui banyak orang. mulanya kukira kau berubah, sebab telah dihantam oleh sang waktu. rupa-rupanya kau masih saja tetap seperti dulu. tak ada sedikit pun berubah layaknya kulitmu yang mulai keriput, gigimu yang tanggal satu demi satu, dan rambutmu yang kemudian didominasi warna putih. tidak dengan bibirmu dan matamu pun cara tingkah lakumu.

Menguap

tak akan ada lagi kata-kata seperti di lima menit bahkan di masa-masa lampau. semuanya tak lagi riuh seperti dulu. biarkan kata-kata itu menguap, menyublim, yang lalu memberikan keteduhan hati pada waktu yang tak pasti—tak siapapun mengerti. tak akan ada lagi kata-kata seperti di lima menit bahkan di masa-masa lampau. mula yang teramat peduli, kini diam-diam memilih mati, sudah lelah tersakiti, sudah kenyang makan hati, sudah tak mau ambil risiko buat hati ulang-berulang tak dihargai.