Hujan pun telah jatuh.
Beruntunglah tak sampai bangunkan kenang yang tertidur pulas saat kemarau panjang. Tak buat lolongan perih karena luka yang tiap kali musim penghujan datang. Mungkin, luka yang timbul tiap per semester sekali itu, telah benar-benar telah selesai. Anggap saja begitu. Sebab, hujan di tahun ini, luka itu tak timbul.
Hujan pun telah jatuh.
Tak ada lagi dua cangkir kopi dan dua piring ketan sambal yang terhidang di atas meja tamu. Tak seperti hujan-hujan lalu. Di tiap bulannya, ada kopi dan ketan sambal. Tidak dengan sekarang. Hanya tersedia satu cangkir gelas berisi air putih. Tanpa ada satu buh pun sebagai cemilan kawan air putih. Itu terhidang dengan sengaja di musim penghujan tahun ini. Agar tidur tak terlalu larut seperti saat-saat musim kemarau. Lagi pula, tak ada yang perlu direnungkan, apalagi dikenang.
- Drew Andre A. Martin -
Komentar
Posting Komentar